Tawur Dengan Scurity, 13 Penghuni Apartemen Mediterania Kemayoran Jadi Korban

Tawur Dengan Scurity, 13 Penghuni Apartemen Mediterania Kemayoran Jadi Korban


Kericuhan terjadi antara penghuni dan pengurus perhimpunan pemilik dan penghuni satuan rumah susun (P3SRS) Apartemen Mediterania Palace, Kemayoran, Jakarta Pusat dengan  keamanan ketua P3SRS tandingan Khairil Poloan, Minggu (3/11/2019) kemarin.

Akibat kericuhan yang terjadi sejumlah fasilitas di kantor badan pelayanan apartemen dan mobil rusak. Tak hanya itu sejumlah penghuni apartemen pun turut menjadi korban kekerasan yang dilakukan oknum keamanan yang berjumlah 80 orang.

Dari informasi yang diperoleh dari Ketua P3SRS, Ikhsan, kericuhan dipicu adanya aksi penurunan spanduk yang dilakukan oleh pihak keamanan dari Khairil Poloan.

"Jadi, pihak security dari pihak Pak Khairil Poloan memaksakan diri untuk mencopot spanduk-spanduk yang ada di sekitar Mediterania Palace ini, itu dicopot mereka. Nah masyarakat atau penghuni-penghuni di sini tidak senang," kata Ikhsan, Senin (4/11/2019).

"Seluruh penghuni di Mediterania Palace tidak senang atas tindakan mereka sehingga penghuni marah dan mereka melakukan perlawanan," lanjutnya.

Akibat kejadian tersebut, jelas Ikhsan, sebanyak 13 penghuni mengalami luka-luka dan beberapa diantaranya harus menjalani perawatan.

Susanto salahsatu penghuni yang menjadi korban kekerasan menuturkan, dirinya tidak mengetahui secara pasti maksud dan kedatangan belasan security itu. Dirinya menduga puluhan security itu berkumpul dan sengaja menyerang masuk ke dalam apartemen.

"Saya ada di halaman bawah, tiba-tiba saya di lempar bangku dari lantai tiga. Tangan saya memar dan saya di dorong sampai terjatuh, sampai hp saya hilang," jelas Susanto.

Korban bentrok yang lain Carolina bercerita, dirinya ditarik-tarik oleh sekuriti lalu terjatuh dan terinjak-injak. Akibatnya Carolina mengalami memar pada bagian lengan kanannya 

"Saya benar-benar ketakutan, para sekuriti itu tidak melihat siapa lawan mereka. Saya seorang perempuan begini ditarik-tarik sampai terjatuh, saat jatuh itu saya terinjak oleh mereka. Saya tidak terima, polisi harus segera mengusut kejadian kemaren," ujarnya.

Sementara Kuasa hukum penghuni apartemen, Rasman Arief Nasution menilai kejadian tersebut dipicu keluarnya Peraturan Gubernur (Pergub) soal rumah susun dan apartemen. Sebab menurutnya selama ini warga penghuni tidak memiliki masalah dengan pengurus.

"Saya jadi heran, selama 15 tahun disini tidak pernah ada konflik apapun antara warga dengan pengurus. Namun setelah adanya pergub yang dikeluarkan Gubernur Anies, warga menjadi tidak nyaman," ujar Rasman.

Rasman yang juga memiliki unit di apartemen mangatakan, pihaknya taat akan aturan apapun yang dikeluarkan pemerintah. Akan tetapi setelah dikeluarkan Pergub bersamaan dengan itu muncul pengurus baru.

"Kita jadi heran, tiba-tiba ada sosok Khairil Poloan sebagai ketua pengelola PPRS, kapan dia dipilih. Sementara pengurus yang sah dan mengikuti semua yang ada AD/ART sudah memecat Khairil sebagai pengurus," kata Rasman. 

"Hal seperti ini tidak boleh terjadi, kita negara hukum yang punya aturan dan taat akan perundang-undangan. Pemprov DKI dalam hal ini dinas perumahan harua segera turun tangan dalam menyelesaikan persoalan ini," sambungnya.

Lebih lanjut Rasman menambahkan, pihaknya akan melakukan berbagai upaya dalam menyelesaikan sengketa yang terjadi. Rasman beralasan penghuni pada dasarnya tidak ingin ribut dan tenang tinggal di apartemen.

"Ayo kita selesaikan semua masalah ini. Warga ingin hidup tenang. Kalau memang Khairil benar terpilih itu harus disebutkan kapan pemilihannya. Kalau memang harus dilakukan pemilihan ayo kita lakukan bersama," pungkasnya

Red

Ket Gambar Ilustrasi

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama