Statemen Plt Kadinkes Dan KB Sampang, Kembali Diprotes Warga Desa Mandangin Yang Lain
SAMPANG, Anekafakta.com - Setelah mendapat kecaman dari Abd Rouf Mahasiswa asal Desa Mandangin dan sejumlah pemikir muda maupun Aktivis di Sampang Madura Jawa Timur melalui media online
Terbaru Atiqurrahman warga Desa Mandangin juga mengungkapkan pernyataan sama atas stemen yang dilontarkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dan KB Sampang dr Dwi Herlinda Lusi Harini pada forum resmi kunjungan Menteri Kesehatan RI di Pendapa Trunojoyo selasa 8/7 lalu
Diketahui saat itu dr Dwi Herlinda Lusi Harini sempat melontarkan statemen seolah olah Desa Mandangin tempat yang identik dengan penyebaran penyakit kusta, sehingga memunculkan stigma negatif
Dalam pernyataannya melalui WhatsApp kamis 10/7, Atiqurrahman warga Desa Mandangin Alumni UIN Yogyakarta ini menyatakan bahwa sebagai orang yang lahir dan besar di Pulau Mandangin tidak bisa menerima statemen yang dilontarkan oleh Pejabat publik dalam forum resmi, apalagi mengkaitkannya dengan sejarah yang belum tentu diketahui dan dipahami seuruhnya oleh Pejabat publik tersebut
"Stigma ini sangat menyakitkan dan berbahaya karena bernarasi negatif bagi warga Desa Mandangin disaat Pulau yang dipisahkan oleh Selat Madura ini sedang berbenah dan berupaya menghapus dari stigma negatif tersebut," ujarnya
Masih menurut Atiqurrahman, walaupun dalam klarifikasinya dr Dwi Herlinda Lusi Harini mengklaim telah mengacu pada data kesehatan maupun irisan sejarah namun data itu sudah usang dan tidak relevan untuk diangkat kembali hingga memantik ketersinggungan warga masyarakat di Desa Mandangin
"Baru menjabat sebagai Plt Kepala Dinkes dan KB Sampang sudah kontroversial," imbuhnya
Saat dikonfirmasi pada rabu 9/7 terkait statemen yang dilontarkan dan tanggapan atas respon dari warga Desa Mandangin (Abd Rouf), dr Dwi Herlinda Lusi Harini memilih tidak memberikan klarifikasi
Namun dalam sejumlah media online rabu 9/7, Ia menyatakan bahwa pemaparan yang disampaikan waktu kunjungan Menteri Kesehatan RI itu tidak bermaksud menjelekkan wilayah manapun tetapi murni berbasis data dan arsip resmi
"Kami tidak mengada ngada, semua yang disampaikan mengacu pada laporan lapangan dan dokumen sejarah yang sah, sebagaimana digunakan dalam pemetaan penyakit oleh Kementerian," katanya kepada sejumlah insan pers saat klarifikasi
Ia bahkan memastikan bahwa Desa Mandangin tidak termasuk wilayah endemis, tercatat pada tahun 2025 hanya ada dua kasus aktif yang langsung ditangani secara medis
Ditambahkan, justru waktunya untuk meluruskan persepsi tentang program eliminasi kusta bukan untuk mempermalukan siapapun, tetapi bentuk kepedulian negara agar tidak ada lagi warga yang terpinggirkan hanya karena riwayat kesehatan masa lalu. (Imade)
Posting Komentar