"Tragedi Balita Raya: Cacingan di Negeri yang* *Mengaku Sehat" dr. Ribka Tjipaning Desak Pemerintah dan DPR Jadikan Perlindungan Anak Prioritas Utama
ANEKAFAKTA.COM,Jakarta
Kasus meninggalnya Raya (4 tahun), balita asal Kampung Padangenyang. Sukabumi, akibat cacingan
akut telah mengguncang nurani bangsa. Di tengah gencarnya program kesehatan nasional can klaim
peningkatan kesejahteraan, kenyataannya bahwa seorang anak meninggal karena penyakit yang
seharusnya dapat dicegah dengan obat seharga seribu rupiah adalah ironi yang memilukan.
dr. Ribka Tjiptaning.
Ketua Bidang Kesehatan DPP PDI Perjuangan, mengecam keras lemahnya
perhatian pemerintah terhadap kesehatan dasar anak anak Indonesia.
"Ini tamparan keras bagi kita semua. Anak kecil meninggal bukan karena kanker langka atau penyakit
berat, tapi karena penyakit cacingan.
Penyakit yang semestinya sudah bisa dikendalikan puluhan tahun
lalu Pemerintah pusat dan daerah tidak bisa lagi berpangku tangar. Jika tragedi ini tidak menjadi alarm
nasional, mau berapa lagi yang harus jadi korban?" ujar Ribka.
Ribka menegaskan bahwa perhatian terhadap kesehatan masyarakat di Sukabumi bukan hal baru
baginya. Saat menjabat sebagai arggota DPR RI, ia memprakarsai pembangunan rumah sakit tanpa
kelas,sebuah fasilitas keschatan untuk rakyat kecil yang tidak membeda-bedakan pasien berdasarkan
kelas perawatan. Namun, bangunan tersebut kini tidak difungsikan sebagai ramah sakit karena masalah
perizinan dari pemerintah daerah.
"Saya mendirikan rumah sakit tanpa kelas untuk memastikan rakyat miskin punya akses kesehatan
layak. Tapi sayangnya, karena persoalan perizinan, bangunan itu sekarang beralih fungsi. Inikan bukti
bahwa niat baik sering terhambat birokrasi," tegas Ribka.
Akibat terjadinya Tragedi Balita Raya di Sukabumi, Ribka dengan ini mendesak pemerintah untuk:
1. Memperkuat layanan kesehatan primer, memastikan program pemberian obut cacing massal
berjalan efektif hingga pelosok desa.
2. Menjamin akses sanitasi dasar dan air bersih, karena penyakit cacingan berkaitan langsung
dengan kemiskinan dan lingkungan kotor.
3. Mengalokasikan anggaran prioritas khusus untuk anak-anak reman, khususnya di daerah
terpencil.
4. Menggalakkan edukasi kesehatan publik, agar keluarga memahami pentingnya kebersihan diri
dan lingkungan.
Ia juga menyerukan kepada anggota DPR agar isu kesehatan anak tidak dijadikan panggung politik.
"Kita tidak boleh sibuk berdebat scal anggaran dan lupa bahwa ada anak-anak yang mati sia-sia di
kampang-kampung. Ini soal nyawa, bukan sekadar program di atas kertas." tambahnya.
"Tragedi Raya menegaskan bahwa tantangan kesehatan dasar di Indonesia belum tuntas. Negara harus
hadir melalui aksi nyata yang menyentuh masyarakat miskin di akar rumput, bukan sekadar lewat
spanduk dan laporan rapat".
Posting Komentar