BPK Wilayah VIII Perkuat Jejaring Pelaku Budaya Melalui Kegiatan Kreasi Budaya 2025 di Balai Budaya Kawedanan Menes, Pandeglang, Banten
ANEKAFAKTA.COM,BANTEN
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan turutserta mensukseskan kegiatan "Kreasi Budaya; Menghidupkan Tradisi dengan Inovasi" yang berlangsung pada Jum'at-Minggu, 31 Oktober-2 November 2025 di Balai Budaya Kawedanan Menes, Pandeglang, Banten.
"Semoga kegiatan ini menjadi langkah bersama untuk menghidupkan tradisi dan inovasi, memperkuat jejaring pelaku budaya, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap warisan budaya bangsa," ungkapnya disela kegiatan.
Senada dengan itu, Wahyul sebagai salah satu panitia kegiatan menjelaskan bahwa kami bersyukur dan alhamdulillah karena acara "Kreasi Budaya; Menghidupkan Tradisi dengan Inovasi" yang berlangsung pada Jum'at-Minggu, 31 Oktober-2 November 2025 di Balai Budaya Kawedanan Menes, Pandeglang, Banten dapat terselesaikan dengan baik. Atas nama panitia kami mengucapkan terima kasih telah ikut mensukseskan acara kreasi budaya.
"Mohon maaf jika ada kekurangan di sana-sini selama kegiatan berlangsung dan hal yang kurang berkenan. Semoga kita semua bisa dipertemukan pada event-event berikutnya," jelasnya.
Dikesempatan yang sama, Raind Bown mahasiswa Univ. Darunnajah Jakarta yang kali ini turutserta hadir bersama Kampung Silat Petukangan menampilkan pertunjukan "Hikayat Beksi" karya Abdul Aziz menegaskan bahwa kegiatan ini adalah sebuah peristiwa budaya monumental yang menawan dan sarat makna. Inti dari pertunjukan tersebut adalah presentasi Sejarah Pencak Silat Beksi dan Tokoh-Tokohnya di Petukangan yang dinarasikan. Dimana lima tokoh pesilat legendaris Pencak Silat Beksi diceritakan melalui rangkaian gerakan pencak silat yang tidak hanya mewakili kekuatan fisik, tetapi juga disajikan dengan sangat gemulai, artistik dan filosofis.
"Sebuah perwujudan harmoni antara kekerasan dan kelembutan yang sarat makna," tegasnya.
Selanjutnya, Kezia salah satu siswi SMK Putra Satria yang turutserta menampilkan Tari Senandung Sirih Kuning dalam pertunjukan Topeng Blantek Fajar Ibnu Sena pimpinan Nasir Mupid menambahkan bahwa penampilan kami, yaitu Topeng Blantek yang dibuka dengan lantunan sholawat serta prolog Si Jantuk. Setelah itu, barulah saya menari Senandung Sirih Kuning yang diiringi dengan tabuhan rebana biang dan cerita pun dimulai. Penampilan topeng blantek kali ini, menceritakan dua keluarga yang hidup dengan kondisi yang berbeda. Keluarga kaya yang ingin membeli tanah keluarga miskin, tetapi terkendala karena suami dari keluarga miskin tidak ingin menjual tanahnya.
"Setiap cerita yang ditampilkan topeng blantek memiliki pesan moral tersendiri yang disampaikan lewat cerita. Akhirnya kami pun selesai tampil, orang orang yang menonton tepuk tangan dengan kencang dan ditutup oleh nyanyian senandung kicir-kicir," imbuhnya.

Posting Komentar