Perkumpulan Profesional Lingkungan “Merajut Solusi Pandemi Berbasis Rekayasa Ekologi”

Perkumpulan Profesional Lingkungan
"Merajut Solusi Pandemi Berbasis Rekayasa Ekologi"


Dunia kini mencatat kejadian Coronavirus Disease-2019 atau dikenal sebagai pandemi Covid-
19. Pandemi global telah terjadi minimal tiga kali di dunia, yaitu penyakit pes (1720), kolera 
(1820), flu Spanyol (1920). 

Kini di awal tahun 2020, Coronavirus telah tersebar secara global ke
berbagai Negara di dunia, salah satunya Indonesia. Pada tingkat global sebaran Coronavirus
telah mencapai 216 Negara, sedangkan pada tingkat nasional tersebar di 34 Propinsi, 412 Kota
dan Kabupaten di Indonesia. Merujuk data dan informasi Gugus Tugas Nasional Penanganan 
Covid-19 tercatat hingga 28 Mei 2020 sejumlah 24.538 orang dinyatakan positif, 6.240 orang 
dinyatakan sembuh, dan 1.496 jiwa meninggal. Pandemi Virus Corona di Indonesia tidak hanya 
berdampak pada sektor ekonomi, dan sosial-budaya, tetapi juga bergantung dan berdampak 
pada lingkungan hidup.
 
Profesional lingkungan memandang bahwa kemunculan Virus Corona dengan beragam jenis 
varian sangat dipengaruhi oleh dinamika lingkungan alam dan perubahan iklim. Dugaan bahwa 
Virus Corona berasal dari binatang Kelelawar (Chiroptera), yang kemudian mereplikasi diri 
pada binatang lainnya, semakin kuat dalam pandangan para ilmuwan. 

Perubahan pola perilaku 
dan pola konsumsi manusia menjadi penyebab virus ini sehingga menjangkiti tubuh manusia.

Kemudian penularan antar manusia terjadi, dan semakin masif ketika berada di perkotaan 
sebagai pusat kegiatan manusia. Kita menyadari pengelolaan perkotaan di dunia umumnnya, 
dan di Indonesia khususnya, masih banyak menyisakan masalah demografi, urbanisasi, 
transportasi, dan kualitas lingkungan hidup.
 
Kini, ketika corona menjadi pandemi global terdapat dampak negatif yang serius. Kita tentunya 
tidak ingin paska pandemi Covid-19 terjadi bencana ekologi, seperti Minamata atau Itai-itai
Disease di Jepang. Dampak negatif pandemi Covid-19 yang muncul antara lain, meningkatnya 
jumlah volume sampah rumah tangga dan sampah medis, juga terjadinya pencemaran 
lingkungan dari limbah sabun/deterjen dan penyemprotan disinfektan. Studi kasus di China, 
negara pertama yang mengalami wabah Covid-19 memperlihatkan bahwa akibat Virus 
Corona menyebabkan penambahan limbah medis dari 4.902,8 ton per hari menjadi 6.066 ton 
per hari. Merujuk kajian dari KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) akan terjadi 
peningkatan 30% limbah medis atau limbah infeksius yang disebabkan oleh penanganan Covid-
19. Peningkatan limbah medis juga berpotensi menularkan penyakit jika tidak terkelola dengan 
baik. 

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sendiri telah mengeluarkan Surat 
Edaran mengenai pengelolaan limbah infeksius, termasuk limbah dari penanganan pasien 
Covid-19 di fasilitas kesehatan. Menurut Surat Edaran tentang Pengelolaan Limbah Infeksius 
(Limbah B3) dan Sampah Rumah Tangga dari Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) 
perlu dikelola sebagai limbah B3 sekaligus untuk mengendalikan dan memutus penularan 
Covid-19. Sejauh ini pengelolaan limbah B3 masih merujuk pada teknologi incenerator, yang 
belum seutuhnya efisien dan ramah lingkungan. 
Di sisi lain, praktik pencegahan dan pengendalian Covid-19 tidak bisa dilepaskan dari kondisi 
lingkungan hidup kita. Semakin baik kualitas lingkungan hidup di sekitar kita maka semakin 
tinggi pula ketangguhan diri keluarga dan imunitas kita. Beberapa studi menginformasikan 
buruknya kualitas udara juga berpengaruh terhadap tingkat imunitas seseorang. Artinya,
semakin buruk imunitas seseorang maka semakin rentan terhadap virus di sekitarnya. 
Demikian halnya dengan pemanfaatan air bersih sebagai media pendukung daya tahan tubuh 
seseorang. 

Berkurangnya cairan dalam tubuh atau dehidrasi juga menjadikan orang rentan

terkena virus. Sajian air minum yang berkualitas hasil rekayasa teknologi akan berkontribusi 
pula dalam pencegahan dan pengendalian virus. Artinya, proses pemulihan paska pandemi 
Covid-19 sangat erat berhubungan dengan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang 
tersedia.

Profesional lingkungan sangat berempati terhadap pandemi Covid-19, dan merasa terpanggil 
ikut memberikan sumbangsih bagi kemanusiaan. Kita menyadari bahwa lingkungan hidup yang 
baik dan sehat adalah hak asasi setiap umat manusia. Profesional lingkungan hadir dari 
berbagai kompetensi lingkungan yang tersebar di seluruh Indonesia mendorong lahirnya 
inovasi dan rekayasa untuk penanganan, pencegahan, dan pengandalian Covid-19. Dengan 
pendekatan teknologi dan rekayasa ekologi yang tepat, diyakini akan dapat memberikan efek 
psikologis menghilangkan keresahan dan membangkitkan semangat bekerja kembali seluruh
komponen masyarakat dalam memasuki the new normal life.

Dengan demikian pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat akan kembali bergerak meningkat. Dalam hal pengembangan
teknologi dan rekayasa ekologi karya anak bangsa sendiri juga akan berkontribusi 
meningkatkan perekonomian nasional.
 
Dari berbagai penelitian dan kajian Profesional Lingkungan direkomendasikan beberapa hal,
terutama : 
1. Perlu terus dikembangkan pengelolaan perkotaan secara komperehensif sebagai pusat 
kegiatan manusia dengan lebih berwawasan lingkungan hidup melalui pengelolaan 
demografi, urbanisasi, dan transportasi, serta pengendalian limbah, sampah, dan polusi.
2. Menerapkan dan mengembangkan konsep green teknologi tepat guna yang terjangkau 
masyarakat berbasis kearifan tradisional dalam mereduksi virus dan bakteri pada media air 
secara berkelanjutan. 
3. Menerapkan dan mengembangkan konsep teknologi berbasis ion negatif (anion), sinar 
ultra violet (UV), dan teknologi pirolisis untuk mengatasi limbah APD yang berbahan plastik 
sehingga dapat digunakan ulang (reuse) dan diolah menjadi bahan bakar minyak.
4. Menggunakan alat berbasis ion negatif (anion) dalam ruangan rumah sakit, perhotelan, 
perkantoran, dan perumahan dengan kemampuan mereduksi penyebaran Covid-19 dan 
mempercepat penyembuhan pasien corona.
5. Melibatkan para profesional di bidang lingkungan hidup dalam tim penanggulangan, 
pencegahan dan pengendalian Covid-19 di tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota 
untuk berkontribusi dalam pengelolaan kualitas udara, air, dan limbah medis.
Yogyakarta, 30 Mei 2020
Ketua Umum,
Dr. Tasdiyanto, R. S.P,. M.Si. CEIA.
Narahubung : Dr. Tasdiyanto, R. S.P,. M.Si. CEIA (08119522223). Prof. Dr. I Wayan Budiyasa Suyasa, CEIA (081338700863). 
Prof. Dr. Pranoto, M.Sc. C.EIA (08122581006), Dr. Novi Fitria S.Si, M.T, CWS (081809737474). Ir. Anhar Karmadiputra (0812 
8967 6309). Dr. Esrom H. Panjaitan (081319542711).
Perkumpulan Profesional LIngkungan Hidup : Kantor di Jl. Adisucipto, No 100 Jogjakarta.
Diskusi dan Press Conference tgl 30 Mei 2020, Jam 10.00 WIB melalui Link Zoom: bit.ly/webinarprofling atau live streaming youtube green oceana

Eva/Red

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama