Kabag SDM Kutai Kartanegara Hadiri Apel Siaga Tim Pendamping Keluarha (TPK) Bergerak Se- Indonesia Secara Virtual


Kabag SDM Kutai Kartanegara Hadiri Apel Siaga Tim Pendamping Keluarha (TPK) Bergerak Se- Indonesia Secara Virtual


Bertempat di ruang serbaguna Kantor Bupati Kutai Kartanegara Kabag SDM Kompol Teguh Joko Sriono hadiri Kegiatan Apel Siaga Tim Pendamping Keluarha (TPK) Bergerak Se- Indonesia Secara Virtual Dari Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat, Kamis (12/5/22).

Turut Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Kutai Kartanegara H. Rendi Solihin beserta Istri, Dandim 0906/Kkr Letkol Inf. Jeffry Satria, Ketua DPRD Kab. Kutai Kartanegara Abdul Rasyid dan Para Kapala Dinas di lingkungan Pemkab. Kutai Kartanegara.

Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo secara virtual menyampaikan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengerahkan 600 ribu personel yang tergabung dalam 200 ribu Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk menekan angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024. Angka itu berangkat dari jumlah keluarga berisiko stunting di Indonesia yang berdasarkan pendataan keluarga 2021 (PK 21), jumlahnya mencapai 21,9 juta keluarga.

"Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen. Hasto menyebut, angka ini masih lebih tinggi dari standar WHO sebesar 20 persen dan jauh dari target tahun 2024, yakni sebesar 14 persen," ujarnya

Dalam proses pemutakhiran data, keluarga-keluarga yang ditemui TPK diharapkan dapat memberikan data yang akurat, sesuai kondisi sebenarnya. Petugas verifikasi dan validasi (verval) akan mencatat dan melaporkan adanya pemutakhiran atau perbaikan data keluarga sasaran, menggunakan formulir keluarga berisiko stunting.

Formulir ini sedikitnya mencatat nama kepala keluarga dan alamat, serta keberadaan anak baduta, balita, pasangan usia subur (PUS), dan ibu hamil. Selain itu faktor-faktor lain ikut dicatatkan, seperti kondisi lingkungan (ada atau tidaknya sumber air minum layak, dan jamban layak), kondisi PUS (4 terlalu), keberadaan keluarga dengan kategori risiko, dan keberadaan kasus stunting, dan ada atau tidaknya pendampingan dari tim pendamping keluarga.

Harapnya, semoga dengan diadakannya kegiatan itu angka Stunting di Kabupaten Subang umumnya seluruh Indonesia menurun hingga dibawah 14 persen.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama