Edisi 3, Mengenang Masa Keemasan Musik Tradisional Daul Combo Di Sampang
SAMPANG, Anekafakta.com - Masih berlanjut terkait Musik Tradisional Daul Combo di Sampang Madura Jawa Timur oleh Aktivis SP2M Korda Madura edisi 3 (terakhir)
Pagelaran Lomba "Ur Saur" oleh Pemuda Perantau Sampang (P2S) yang merupakan embrio dari Pemuda Pelajar dan Perantau Sampang (P3S) era tahun 1972 - 1974 mendapat antusiasme masyarakat khususnya pecinta "Ur Saur", setiap even yang digelar sebelum Hari Raya Idul Fitri memancing warga masyarakat dan Perantau untuk menonton serta kehadirannya selalu ditunggu tunggu sebelum merayakan Lebaran
Tak heran bila perkembangan musik Tradisional " Ur Saur" mengalami perkembangan pesat, hingga banyak bermunculan group "Ur Saur" tidak hanya antar Kampung tetapi muncul dari sudut gang, bahkan kemunculannya pun sudah merambah ke Kecamatan lain
"Di era ini alat yang digunakan Tetap menggunakan pakem sebelumnya yaitu Jidor, Gendang, Ecek ecek, Seruling, corong terbuat dari seng untuk vokal, ditambah Ketipung (tam tam) dan Acordion dengan irama dan lagu Melayu mendayu dayu," ujar Parman Sugali
Masih menurut Parman Sugali, peralatan dan peralatan pendukung lainnya masih manual dengan menggunakan alat penerang Obor serta Lampu Petromax (Storking)
Dilanjutkan oleh Parman Sugali, usai era P2S dan memasuki masa keemasan Lomba "Ur Saur" dilanjutkan oleh KNPI dan Anak Kabupaten (AKA) sekumpulan Pemuda yang ada di sekitar Alun Alun pada tahun 1976 hingga 1983
Pada masa tersebut istilah "Ur Saur" berubah menjadi "Ul Daul" hingga dikerenkan namanya dalam Lomba menjadi "Daul Combo", perubahan istilah menjadi Ul Daul ini ada dua versi yaitu berasal dari ungkapan Pemangku Kebijakan tertinggi di Pamekasan yang kerap mengundang salah satu group Gambus dan plesetan dari orang yang punya keterbatasan berucap " Ur Saur" terdengar menjadi "Ul Daul"
Masa keemasan Daul Combo ini berangsur angsur pudar saat ada larangan untuk menggelar Lomba apalagi sebelum Lebaran, alasan yang dilontarkan Pemerintah saat itu berdasarkan pertimbangan dan masukan dari berbagai elemen masyarakat atas dampak negatif yang dimunculkan dari kegiatan Daul Combo seperti Mengganggu kekhusukan Bulan Ramadhan, dijadikan ajang taruhan (perjudian) dan kerap menimbulkan potensi bentrok fisik antar group Daul Combo saat latihan dan berparade di jalur umum
Sehingga kondisi kevakuman ini membuat para pecinta dan group Daul Combo di Sampang mengikuti lomba serupa yang digelar oleh Pemkab Pamekasan
Ditambahkan,
kevakuman Daul Combo di Sampang cukup lama dan berdampak terhadap upaya pelestarian maupun perkembangan Musik Tradisional Daul Combo, hingga pada tahun mulai diperbolehkan kembali untuk di gelar tapi setelah Hari Raya Idul Fitri.. selesai, (Imade)
Posting Komentar