Begini Ungkapan Pengurus Komisariat RUBRA GMNI Sampang, Saat Mengenang Hari Lahir Bung Karno
ANEKAFAKTA.COM,SAMPANG - Hari lahir Ir Soekarno pada 6 Juni 1901 menjadi atensi bagi Dewan Pengurus Komisariat (DPK) RUBRA Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sampang Madura Jawa Timur
Sebab GMNI adalah Organisasi Kemahasiswaan ekstra Kampus berazaskan Ideologi Marhaenisme dan merupakan ajaran dari Ir Soekarno yang menekankan pada Keadilan sosial, Nasionalisme dan Kesejahteraan rakyat
Ungkapan mengulik Hari lahir Ir Soekarno ini disampaikan oleh Pengurus DPK RUBRA GMNI Sampang di salah satu Cafe yang ada di jalan Kusuma Bangsa jumat 6/5
Diawali oleh Sarinah Zahroh Aini Ketua DPK RUBRA GMNI Sampang bahwasannya Ir Soekarno yang lebih dikenal dengan Bung Karno merupakan Tokoh dan Negarawan, Orator ulung, Pencetus konsep awal Pancasila, Proklamator serta Presiden RI pertama yang lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901
Diungkap, terlahir dari pasangan Raden Sekeliling Sosrodiharjo Bangsawan keturunan Sultan Kediri dengan Ida Ayu Nyoman Rai dari Bali yang berkasta Brahmana
"Dalam buku Selangkah lebih dekat dengan Soekarno karya Adji Nugroho (2018), Soekarno lahir dengan nama Koesno Sosrodiharjo, namun karena pada usia 5 tahun sering sakit namanya diganti dengan Soekarno," papar Sarinah Zahroh Aini Mahasiswa Semester IV Kebidanan Stikes Sukmawijaya Sampang asal Desa Ketapang Daya jumat 6/6
Dijelaskan, walaupun masih keturunan kaum Ningrat/Bangsawan kehidupan Soekarno tidak bergelimang harta apalagi saat itu penjajah Belanda masih berkuasa, tetapi masih bisa menempuh pendidikan di Sekolah Belanda HIS tahun 1908
"Kemudian Soekarno pindah ke Europeesche Lagere School (ELS) di Mojokerto dan menamatkan pendidikan Sekolah Dasarnya tahun 1919," imbuhnya
Masih menurut Sarinah Zahroh Aini, selanjutnya Soekarno melanjutkan pendidikan di Hogere Burger School (HBS) Surabaya atas bantuan Haji Oemar Said Tjokroaminoto (HOS Cokroaminoto) yang juga telah memfasilitasi tempat penginapan selama menempuh pendidikan tersebut, sehingga kedekatannya dengan HOS Cokroaminoto mendapatkan transformasi ilmu yang luas serta sering bertemu dengan Tokoh perjuangan seperti Agus Salim, Abdul Muis, Alimin dan Tokoh yang lain
Disambung oleh Sarinah Ilmiya Sekretaris DPK RUBRA GMNI Sampang, usai lulus di HBS tahun 1920 Soekarno melanjutkan pendidikannya di Technisce Hoogeschool (THS) atau Sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang dinamakan Institut Tekhnologi Bandung (ITB) dan berhasil meraih gelar Insinyur pada 25 Mei 1926
"Kiprah Soekarno berlanjut ke bidang Politik dan mencetuskan ajaran Marhaenisme serta mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 4 Juli 1927," tuturnya
Masih menurut Sarinah Ilmiya yang satu Kampus dengan Sarinah Zahroh Aini, Belanda mulai merasa resah dengan pergerakan dari Soekarno sehingga pada 29 Desember 1929 menjebloskannya ke penjara Sukamiskin di Bandung, enam bulan berikutnya atas perlawanan Soekarno melalui tulisan pledoi dari dalam jeruji besi berjudul "Indonesia menggugat", Belanda membubarkan PNI Juli 1930
Setelah bebas pada tahun 1931 Soekarno bergabung dan memimpin Partindo, akibatnya pada tahun 1933 kembali ditangkap dan diasingkan ke Ende Flores, empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu
Pemaparan tentang kiprah Soekarno dilanjutkan oleh Abrori Pengurus DPK RUBRA GMNI Sampang Bidang Keorganisasi, bahwa ketika masa pendudukan Jepang pada 1943 Soekarno bebas dan setelah melalui proses perundingan dengan Jepang para Tokoh sepakat membahas Kemerdekaan dengan membentuk BPUPKI dan PPKI
Namun rupanya sebagian Tokoh muda tidak begitu setuju dengan Kemerdekaan yang dihadiahi oleh Jepang dan Tokoh muda ini menginginkan Indonesia Merdeka tanpa pemberian, sehingga terjadilah penculikan pada 16 Agustus 1945 oleh Tokoh muda terhadap Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok dan didesak untuk memproklamirkan Kemerdekaan, hingga akhirnya terjadilah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 dijalan Pegangsaan Timur no 56 Jakarta pukul 10.00 wib walaupun sebelumnya melalui proses perdebatan
Menurut Abrori Mahasiswa Adminkes Semester IV Stikes Sukmawijaya asal Dusun Tambhengan Desa Tanggumong Kecamatan Sampang ini, diakhir hayatnya Bung Karno harus menjalani isolasi di Wisma Yaso, kemudian sempat bertahan lima tahun Bung Karno mengakhiri hidupnya pada 21 Juni 1970 setelah mendapat perawatan di RSPAD Gatot Subroto dan dimakamkan di Blitar Jawa Timur
Diungkap oleh Putra dari Kiayi Saifuddin Ersyad Dusun Tambhengan Desa Tanggumong, bahwa yang patut dicontoh dan diteladani dari nilai nilai pendidikan karakter Ketokohan Bung Karno adalah nilai Nasionalisme yakni rasa rela berkorban demi tercapainya Kemerdekaan dan Persatuan Bangsa Indonesia, Semangat pantang menyerah, Cinta tanah air, Tanggung jawab, Persatuan, Toleransi, Visioner, Kharismatik, Pemikir dan Pejuang serta Berani secara terukur menghadapi konsekwensi yang dihadapi demi Kemerdekaan dan Persatuan Bangsa Indonesia
Ditambahkan, sehingga Bung Karno merupakan sosok yang inspiratif dan patut diteladani karena memiliki banyak sifat positif terutama Kepemimpinan dan telah memberikan kontribusi besar bagi Bangsa Indonesia. (Imade)
Posting Komentar