Kyai Tapa Layak Mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional Indonesia
ANEKAFAKTA.COM,JAKARTA
Para budayawan, pegiat sejarah dan akademisi dari berbagai kalangan pada Rabu, 10 September 2025 berkumpul di kediaman Hj. Enny Suryani yang merupakan seorang tokoh budayawan Tangerang di Jl. H. Djiran Kecamatan Pinang, Kota Tangerang dalam rangka membahas mengenai wacana pengajuan gelar Pahlawan Nasional untuk tokoh pejuang Banten, yaitu Kyai Tapa (Tubagus Mustafa). Para aktivis budaya tersebut berasal dari komunitas sejarah, pegiat budaya lokal, serta jurnalis media.
Dikesempatan ini, Hj. Enny Suryani sendiri berharap semoga dengan diadakannya perkumpulan yang sangat langka ini, baik dari pegiat sejarah dan budaya dapat menguatkan basis narasi,"Untuk memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Kyai Tapa yang menggerakkan perlawanan terhadap pemerintah kolonial pada saat itu," ungkapnya dengan penuh semangat.
Senada dengan itu, Satria selaku tokoh sejarahwan muda Tangerang dan sekaligus pimpinan Ciledug Heritage menjelaskan bahwa Kyai Tapa merupakan tokoh yang terkenal perlawanannya terhadap pemerintahan VOC di tahun 1750-an bersama dengan Tubagus Buang karena politik internal Kesultanan Banten yang diintervensi oleh pemerintahan VOC pada saat itu.
"Perlawanan Kyai Tapa ini sendiri kemudian dikenal dengan Pemberontakan Banten atau (Bantamsche Opstand) pada dokumen-dokumen tertulis terbitan abad ke-19," jelasnya.
Menurut Rd. Asadullah Harrys Yasin alias Kang Bayu sebagai tokoh sejarah dan budaya Tangerang menegaskan bahwa pertemuan ini sangat berkesan dan luar biasa karena bisa bertemu dengan para pengulik sejarah tanpa pamrih untuk kepentingan anak bangsa yang langka pengetahuannya tentang sejarah.
"Semoga pertemuan ini Allah SWT kuatkan melalui keteguhan hati para pegiat sejarah dan budayawan yang hadir untuk terus menggali tanpa lelah demi membuat menara sejarah Tangerang terlihat dari kejauhan," tegasnya.
Selanjutnya, Radinsyah Agus Wirawan Mertakusuma alias Bang Japra selaku pengurus DPP LKPASI (Lembaga Komukasi Pemangku Adat Seluruh Indonesia) menuturkan bahwa syukur alhamdulillah kita semua bisa silaturahim dan semoga bisa berlanjut untuk mengangkat kembali sejarah yang terpendam.
"Sosok Kyai Tapa banyak orang yang tidak paham, siapa sebenarnya Kyai Tapa dan bagaimana perjuangannya. Diharapkan kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar," tuturnya.
Selain itu, Bung Saddam selaku mahasiswa S2 Sejarah Universitas Indonesia menambahkan bahwa sangat menarik memang ketika kita sebagai kaum urban Jabodetabek yang saat ini kesannya seperti terjebak dalam berbagai problematika metropolitan (macet-sumpek-banjir-dsb) bisa bertemu dan merefresh diri kita bersama dari kepenatan perkotaan dengan menggali bagaimana sebenarnya tokoh-tokoh, warna, dan cerita dari rumah kita Jabodetabek sebelum menjelma menjadi metropolitan seperti kini.
"Jalan Kiyai Tapa yang terkenal terbentang dari Trisakti hingga Roxy itu sudah selayaknya mendapatkan narasi dan cerita yang lebih jelas lagi. Agar tidak hanya sebatas menjadi nama jalan saja dan bisa saja berubah nama di kemudian hari. Semoga pertemuan tadi bisa menjadi awal yang baik dalam penelusuran kisah tentang Kyai Tapa," imbuhnya.
Ziz/Red

Posting Komentar