KOMDIGI Bersama DPR RI, Menggelar Forum Diskusi Publik Dengan Tema "Makanan Bergizi Gratis"



KOMDIGI Bersama DPR RI, Menggelar Forum Diskusi Publik Dengan Tema "Makanan Bergizi Gratis*




Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Menyongsong Indonesia Emas 2045, adalah salah satu langkah strategis dalam mewujudkan visi Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto untuk Indonesia Emas 2045.

Program ini diluncurkan untuk mendukung salah satu dari delapan Asta Cita, yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Dalam pelaksanaannya, MBG bertujuan untuk mengatasi masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia, sekaligus mendukung tumbuh kembang anak-anak, kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui, serta meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air.

Tujuan dan Sasaran Program MBG
Tujuan utama dari Program MBG adalah untuk mengurangi angka malnutrisi dan stunting yang masih menjadi permasalahan serius di Indonesia, khususnya pada kelompok rentan.

Kelompok tersebut meliputi balita, anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebutuhan gizi harian masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan ibu, dapat tercukupi dengan baik sesuai dengan standar Angka Kecukupan Gizi (AKG).

Guna mendukung
Program tersebut
Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media (KOMDIGI) bekerja sama dengan Komisi I DPR RI sukses menyelenggarakan  Forum Diskusi Publik Dengan tema "Makanan Bergizi Gratis", pada Senin, 03 November 2025, pukul 11: 00 WIB hingga selesai.

Dengan
Keynote Speaker Drs. Utut Adianto (Ketua Komisi I DPR RI) dan 
Narasumber, Wildan Hakim, S.Sos., M.Si. (Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UAI) dan Ristawati Purwaningsih, S.ST., M.M. (Wakil Bupati Kebumen 2020-2024) acara yang diselenggarakan secara daring (Live Webinar) ini sukses terselenggara.
Gadis Basallamah yang bertugas sebagai MC cukup 
membuat para peserta antusias, menyimak acara dengan semangat mendengarkan paparan para Nara sumber, tak lupa sebelum dimulainya acara, ia mempersilahkan peserta berdiri guna menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
 
Moderator Ranny Ariska menjadikan suasana perbincangan Dalam diskusi ini kian hidup ia mengajak peserta untuk menciptakan suasana penuh semangat.

Utut Adianto selaku ketua Komisi I DPR RI 
membuka acara dengan terlebih dahulu menyapa peserta, dan semua yang hadir
termasuk "teman-teman di
Kebumen yang tidak bisa saya
sebutkan satu per satu.

Lebih lanjut Utut menegaskan,
"Intinya program ini terselenggara berkat kerja sama Komisi 1 DPR RI dengan
KOMDIGI, kalau dulu namanya Kominfo namun sejak 2024 tanggal 1 Oktober
berubah menjadi Kementerian
Komunikasi
dan Digital, dulu dan Informatika
sekarang digital ungkapnya.

Dalam paparannya 
ia menjelaskan 
"bahwa MBG ini adalah Program baru yang memang dijanjikan oleh
Presiden terpilih pada saat
kampanye,
karena kita melihat bahwa sesungguhnya  
Hak Asasi
Manusia yang paling dasar
itu antaranya lain yakni memperoleh
sandang, pangan, dan papan,
Khusus untuk
anak yang masih SD, SMP, SMA dan nanti juga PAUD ungkapnya.

Negara menaruh perhatian penuh dan saya rasa ini secara filosofis harus kita dukung terutama teman-teman yang berada di Kebumen karena ini niatnya sangat baik". 

Utut mencontohkan, 
"Bagaimana kalau perut lapar dapat berpikir jernih...?! tentu tidak..!! semua orang kita masih seperti itu keadaannya tetapi ketika kita memberi kepada satu orang anak, semua punya hak yang sama, walaupun dia secara ekonomis.
Menurutnya Secara sosiologis, MBG adalah perwujudan
gotong-royong Indonesia, Ini
tentang keadilan sosial ungkapnya.

"Kalau Ibu dan
Bapak, dugaan saya di Kebumen makanan banyak,
tapi tentu tidak semua juga
bisa, tapi kita juga harus melihat daerah-daerah yang di gunung, daerah-daerah
yang di laut, tentu amat sangat membantu.

Lalu Kemudian timbul masalah 
"Ada yang basi lah, ada yang
keracunan....untuk hal itu kita akan perbaiki sembari
berjalan tandasnya.

Singkat kata, "ini program yang
baik" Di sinilah konsep baik. Di sinilah konsep
masyarakat yang setara, sehat
"Warga kubumen
harus sehat agar dapat bekerja 
dan berkreasi.
Kemudian secara yuridisnya, dasar
hukumnya pasal 34, Jadi
walaupun dia tidak fakir miskin, tetapi kita juga
wajib memberi yang sama.
Saya di DPR
bertugas membuat
undang-undang dan mengawasi anggaran
pemerintah, terus
anggarannya
sebelum kebermanfaatnya
anak sekolah jadi sehat,
anak-anak kita tidak lemah
saat belajar.

"Stunting atau
gagal tumbuh akan berkurang,
dan ini yang kita harus juga jaga, ekonomi rakyat harus berputar, makanan yang saat belajar, stunting atau
gagal tumbuh akan berkurang.
Karena makanan yang dibagikannya berasal dari para
petani, pedagang, dan UMKM
lokal Kebumen.
 "Nah,
ini yang nanti apabila di
lapangannya di Kebumen
masih belum menggerakkan
ekonomi
lokal, mohon saya diinfo kepada saya imbuhnya.

Dalam kesempatan kali ini Utut juga menjelaskan kesejahteraan
keluarga mengurangi
beban dan seterusnya. Ini
anggarannya,
Anggaran pertama alokasi
awal di 2025 *71 triliun*,  dengan 
Target penerimanya *19,47* juta.
Nah, kemudian potensi kebutuhan tambahan sekitar
*140*, ini yang diberikan adalah
peserta didik PAUD hingga
SMA.

Karena memang
di lapangannya
ibu hamil dan ibu menyusui juga perlu, akhirnya melebar ke ibu hamil dan ibu menyusui jadi nanti di tahun 2026 targetnya mendekati *83 juta* rakyat Indonesia dari jumlah *280 juta*, sudah enggak sekolah dan
tidak juga sedang menyusui
apalagi hamil. Jadi dasar pemikirannya itu
ada gitu. Jadi, Ibu Bapak kalau
masih di
lapangannya ada kekurangan,
kita perbaiki bersama-sama,
tetapi tidak untuk
digagalkan".

Utut mengungkap juga bahwa desain ini
sesungguhnya sangatlah baik,
kalau untuk
tahun depan itu anggarannya
sekitar *335* triliun. Tetapi
sekali lagi
perjalanannya kalau tidak digagalkan, 
Sekali lagi tidak
untuk digagalkan tetapi terus
didorong" tandasnya.

Sebagai Ketua Komisi I DPR RI, dirinya juga mendukung kebijakan masyarakat, umumnya masyarakat Kebumen juga harus mendukung dan mengawasi.
Sekali lagi mendukung dan
mengawasi. 
Kalau ada kekurangan, ada satu hari
makanannya basi, ada satu ketika dikasih susu anaknya mencret, kan seperti
itu ada, karena ini melibatkan
83 juta manusia,
bukan programnya yang
dibuang, sekali lagi lapangan
teknisnya yang harus diperbaiki.

Masyarakat Kebumen juga bisa membantu 
dengan cara
memberi masukan
"Mari kita pastikan makanan
yang datang adalah benar
bergizi, bukan sekadar
kenyang. 
Harapan saya 
"mari kita jadikan
Kebumen sebagai
contoh keberhasilan, jadi sekali lagi contoh
keberhasilan bukan contoh
orang  yang mengeluh sana dan sini.
Dan semoga
Mudah-mudahan Kebumen
bisa menjadi lokomotif
kebaikan kita bersama. 

Ditegaskannya lagi yang penting
Saudara-saudari, Ibu, Bapak,
teman-teman di Kebumen,
"tidak ada satu program di
dunia ini yang
langsung mulus, tetapi dari
hulunya idenya ini adalah
sangat baik"..
Inilah keadilan sosial terutama keadilan sosial untuk anak-anak yang sedang tumbuh dan ibu hamil juga sedang menyusui.

Mengakhiri paparannya Utut mengajak peserta peserta untuk berdoa :
"Mudah-mudahan kita akan
bertemu dua tiga
kali lagi masih dengan tema
MBG, jadi jangan sampai niat baik ini dikalahkan oleh cerita-cerita kejadian sekali
dua kali, dan semoga niat baik kita dijabah oleh Gusti Allah, serta kerja kerja kita menjadi bagian dari Ibadah Kita Aamiin.**

Post a Comment

أحدث أقدم