TGB Zainul Majdi Apresiasi Pengembangan Pertanian Organik PETA NWDI






TGB Zainul Majdi Apresiasi Pengembangan Pertanian Organik PETA NWDI



Ketua Umum PB Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) TGB HM Zainul Majdi menghadiri panen perdana padi organik di Dusun Joben, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur. Acara ini sekaligus dirangkai denga pengukuhan Persatuan Tani (PETA) NWDI. 



Pada kesempatan tersebut, Ketua Harian Nasional Partai Perindo ini mendukung pengembangan padi organik yang dilakukan oleh PETA NWDI. Tak hanya memanen, TGB juga melihat langsung pupuk dan pestisida organik yang dipakai oleh PETA NWDI untuk mengembangkan tanaman.



"Para pengurus PETA NWDI dan para petani ini akan mendapat ganjaran yang panjang atas amal (bertani) yang panjang ini," katanya, Selasa (29/11).


Cucu Pahlawan Nasional TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ini melanjutkan, upaya dari kader NWDI ini memaksimalkan lahan pertanian yang ada untuk meningkatkan produktivitas. Disaat produktivitas meningkat, tak boleh sampai merusak lingkungan.



"Dari PETA NWDI ini meningkatkan produktivitas dengan menggunakan pupuk organik. Kita saksikan daerah ini menghasilkan bahan baku organik yang luar biasa," terangnya.



Hasil panen padi organik, sambung TGB, meski baru dilakukan perdana dan hasilnya masih dapat dimaksimalkan. Ia menyaksikan padi organik ini memiliki bulir padi yang besar dengan batang yang subur.


"Artinya potensi mengembangkan pertanian masih terbuka lebar. Ekstensifikasi sulit karena lahan digunakan untuk permukiman, namun intensifikasi untuk peningkatan produktivitas dapat dilakukan," tambah Doktor Ahli Tafsir Alquran ini.



"Kita optimis lahan dapat dimanfaatkan dengan baik dan anak muda tertarik ikut bekerja di sektor pertanian," sambungnya.



Lebih lanjut, para petani ini telah melakukan tindakan mulia, di dalam ajaran agama disampaikan menanam tanaman pangan atau pohon, kemudian yang ditanam  itu memberi manfaat, maka itu menjadi kebaikan. Saat menanam tak perlu memiliki banyak niat, atau berpikir akan dimanfaatkan oleh siapa.


"Tanam saja, maka makhluk Allah manusia atau hewan dan mendapat manfaat dari yang kita tanam maka ini akan menjadi sedekah," bebernya.



PETA NWDI mengusung pertanian organik yang merupakan bagian penting dari ekonomi hijau. Cara bertani yang mengandalkan peran mikroorganisme dalam membenahi unsur hara dalam tanah. gas methane yang dihasilkan dari kotoran hewan dan sampah organik dikonversi menjadi energi melalui reaktor biogas untuk dijadikan bahan bakar dan sisanya digunakan sebagai bahan dasar pupuk bokashi. 

Program kerja dari PETA NWDI meliputi produksi pupuk organik (bokashi) menggunakan bahan baku berupa sampah organik yang merupakan limbah dari kandang peternak setempat. Mengedukasi Petani untuk menggunakan sistem pertanian organik. Pendampingan pada petani, pertanian organik memiliki kesulitan tersendiri. Perbedaan cara bertani dan bahan yang digunakan dapat menimbulkan kebingungan pada saat awal memulai bertani bagi petani pemula. 


Sertifikasi produk organik diperlukan untuk menjamin keamanan produk kepada konsumen. Pemerintah melalui lembaga sertifikasi produk pertanian organik telah menerbitkan petunjuk tata laksana dan tata kelola pertanian yang termasuk kedalam kategori produk organik. Membantu akses pasar, selama ini pertanian organik masih terkendala pasar. Harga masih ditentukan oleh tengkulak atau pengepul sehingga tidak ada kepastian harga yang didapat oleh petani. Perluasan akses pasar dapat dilakukan membentuk ekosistem pasar sayur organik. 


Hadir dalam acara ini Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTB H Fathul Gani, Ketua Bidang Teritori DPP Partai Perindo H Najmul Ahyar, DPW Partai Perindo NTB Lalu Atharifathullah, Sekwil DPW Perindo NTB Abdul Madjid, Ketua DPD Perindo Kabupaten Lombok Timur Syamsuddin.





Keterangan Foto:

Ketua Umum PB NWDI yang juga Ketua Harian Nasional Partai Perindo TGB HM Zainul Majdi (tengah) saat panen padi organik dari PETA NWDI di Joben, Kabupaten Lombok Timur bersama Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTB  Fathul Gani, Selasa (29/11). (febri/MPI)

Post a Comment

أحدث أقدم